Penyakit tifus
Tifus adalah penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Di Indonesia, penderita tifus atau disebut juga demam tifoid cukup banyak tersebar di mana-mana dan ditemukan hampir sepanjang tahun. Paling sering diderita oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun. Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling sering timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan menyantap makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini.
Penyebab
Penyakit ini menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman tifus ini. Tinja yang mengandung kuman tifus ini mencemari air untuk minum maupun untuk masak dan mencuci makanan. Dapat juga disebabkan karena makanan tersebut disajikan oleh seorang penderita tifus laten (tersembunyi) yang kurang menjaga kebersihan saat memasak.
Seseorang dapat membawa kuman tifus dalam saluran pencernaanya tanpa sakit. Ini yang disebut dengan penderita laten. Penderita ini dapat menularkan penyakit tifus ini ke banyak orang apalagi jika dia bekerja dalam menyajikan makanan bagi banyak orang seperti tukang masak di restoran.
Penyakit ini menular melalui air dan makanan yang tercemar oleh air seni dan kotoran penderita. Penularan penyakit tifus terutama dilakukan oleh lalat dan kecoak. Sumber penularan tifus tidak selalu harus penderita tifus. Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan dan sembuh tetapi di dalam air seni dan kotorannya masih mengandung bakteri. Penderita ini disebut sebagai pembawa (carrier). Walaupun tidak lagi menderita penyakit tifus, orang ini masih dapat menularkan penyakit tifus pada orang lain. Penularan tifus dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, biasanya terjadi melalui konsumsi makanan dari luar apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurang bersih.
Penularan dapat terjadi melalui mulut, masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar, masuk ke dalam lubang, ke kelenjar limfoid usus kecil, kemudian masuk ke dalam peredaran darah. Selama 24 sampai 72 jam setelah kuman masuk, meskipun belum menimbulkan gejala, tetapi kuman telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang dan ginjal. Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi klinik pada anak umumya bersifat lebih ringan dan lebih bervariasi. Demam adalah gejala yang paling konstan di antara semua penampakan klinis.
Dalam minggu pertama keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari. Suhu tubuh meningkat terutama pada sore dan malam hari. Kadang-kadang peningkatan suhu tubuh tidak terlalu tinggi tetapi penderita merasakan sakit kepala yang amat sangat.
Setelah minggu kedua gejala yang timbul menjadi lebih jelas. Demam yang tinggi berlangsung terus menerus, nafas berbau tak sedap, kulit kering, rambut kering, bibir kering pecah-pecah /terkupas, lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan dan tremor. Hati atau limpa membesar timbul rasa nyeri diraba serta perut kembung. Penderita nampak sakit berat disertai gangguan kesadaran dari yang ringan seperti letak tidur pasif acuh tak acuh (apati), sampai berat (delirium, koma).
Demam tifoid yang berat memberikan komplikasi perdarahan, kebocoran usus (preforasi), infeksi selaput usus (peritonitis), renjatan, bronkopnemoni dan kelainan di otak (ensefalopati, meningitis). Penyakit ini dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah dari ringan sampai sedang karena efek kuman yang menekan sumsum tulang. Leukosit dapat menurun hingga kurang dari 3.000/mm³ dan ini ditemukan pada fase demam.
0 komentar:
Posting Komentar